Tuesday, October 29, 2019


POLITEKNIK ANGKATAN DARAT 

       JURUSAN TELKOMMIL



NAMA   : RENDI DARMANSYAH
KELAS  : TELKOMIL
NO.SIS  :  21090425-E







PERCOBAAN 14 MEMBUAT RANGKAIAN COUNT DOWN BCD TO SEVEN SEGMENT


1.TUJUAN : AGAR BAMASIS DAPAT MEMBUAT RANGKAIAN COUNT DOWN BCD TO SEVEN SEGMENT.

2.ALAT DAN BAHAN :

   A. IC 74LS192
   B. IC 74LS47
   C. IC 555
   D. VR
   E. DOUBLE SEVEN SEGMENT
   F. LIVE WIRE

3.TEORI

  A. JELASKAN DAN GAMBARKAN TENTANG IC 74LS192   
   B. JELASKAN DAN GAMBARKAN TENTANG IC 74LS47   
   C. JELASKAN DAN GAMBARKAN TENTANG IC 555
   D. JELASKAN TENTANG DOUBLE SEVEN SEGMENT

A. IC 74LS192

IC 74LS192.
     Komponen utama IC 74LS192 adalah sebuah up/down decade counter, yaitu sebuah komponen yang dapat melakukan pencacahan sampai 10 (0 sampai 9) naik dan turun.
     74LS192 dibangun dengan beberapa flip-flop JK dan gerbang-gerbang logik. Transisi logik dari 0 ke 1 (Low to High) pada pin UP (pin 5), menyebabkan keluaran BCD (binary code decimal) QA,QB,QC dan QD menaik 1 digit. Demikian juga jika ada transisi logik 0 ke 1 pada pin DN (pin 4), menyebabkan keluaran BCD turun 1 digit.
     IC 74LS192 dilengkapi juga dengan pin keluaran CO (Carry Out) dan BO (Borrow Out) yang masing-masing adalah normally high dan bekerja secara terpisah. Transisi keluaran desimal dari 9 ke 0 (counting up) men-trigger pin CO mengeluarkan pulsa 0 ke 1 (Low to High). Sebaliknya transisi desimal dari 0 ke 9 (counting down), men-trigger pin BO mengeluarkan pulsa 0 ke 1. Dengan demikian kedua keluaran ini dapat dipakai sebagai trigger clock untuk tingkat pencacahan berikutnya.
rangkaian pencacah ini akan bekerja jika pin CLR = 0 (low). Untuk itu port input RESET harus di ground atau diberi logik 0 dalam keadaan normal. Reset (tampilan desimal menunjukkan angka 0) berlaku jika pada pin CLR (pin 14) ada transisi logik dari 0 ke 1. Demikian juga dengan pin UP dan pin DN, akan bekerja (counter naik/turun) hanya jika ada transisi dari 0 ke 1 pada pin ini.




  
B. IC 74LS47

Decoder 74LS47.
     Decoder 74LS47 termasuk ke dalam decoder BCD ke 7 segment jenis TTL. Dimana rangkaian ini digunakan untuk mengubah kode bilangan biner BCD (binary Coded Decimal) Menjadi data tampilan untuk penampil 7 segment.

Konfigurasi pin IC 74LS47 :
1. Jalur Input Data BCD. pin input ini terdiri dari 4 line input yang mewakili 4 bit data BCD dengan sebutan jalur input A, B, C, D.
2. Jalur Output 7 segment. pin output ini berfungsi untuk mendistribusikan data pengkodean ke penampil 7 segment. Pin ini ada 7 dengan nama dari a s/d g.
3. Jalur LT(Lamp Test). berfungsi untuk menyalakan semua LED pada 7 segment, dan akan aktif jika berlogika low (0).
4. Jalur RBI (Riplle Blanking Input). Berfungsi untuk menahan sinyal input ( disable Input), akan aktif jika berlogika low (0).
5. Jalur RBO( Ripple Blanking Output). Berfungsi untuk menahan data output ke penampil 7 segment(disable output), akan akyif jika berlogika low (0).






 C. IC 555.


Mengenal IC 555 (IC Timer) dan Konfigurasi kakinya – IC Timer atau IC Pewaktu adalah jenis IC yang digunakan untuk berbagai Rangkaian Elektronika yang memerlukan fungsi Pewaktu dan multivibrator didalamnya. Beberapa rangkaian yang memerlukan IC Timer diantaranya seperti Waveform Generator, Frequency Meter, Jam Digital, Counter dan lain sebagainya. IC Timer atau IC Pewaktu yang paling populer saat ini adalah IC 555 yang dikembangkan oleh Hans R. Camenzind yang bekerja untuk Signetic Corporation pada tahun 1970-an. Pada dasarnya, IC Timer 555 merupakan IC Monolitik pewaktu yang menghasilkan Osilasi (Oscilation) dan Waktu Penundaan (Delay Time) dengan keakuratan dan kestabilan tinggi.

Mengenal IC 555 (IC Timer) dan Konfigurasi kaki IC 555
Berikut ini adalah susunan dan konfigurasi Kaki IC 555 yang berbentuk DIP 8 kaki.
  • Kaki 1 (GND) : Terminal Ground atau Terminal Negatif sumber tegangan DC.
  • Kaki 2 (TRIG) : Terminal Trigger (Pemicu), digunakan untuk memicu Output menjadi “High”, kondisi High akan terjadi apabila level tegangan pada kaki Trigger ini berubah dari High menuju ke <1/3Vcc (Lebih kecil dari 1/3Vcc).
  • Kaki 3 (OUT) : Terminal Output (Keluaran) yang memiliki 2 keadaan yaitu “Tinggi/HIgh” dan “Rendah/Low”.
  • Kaki 4 (RESET) : Terminal Reset. Apabila kaki 4 digroundkan, Output IC akan menjadi rendah dan menyebabkan perangkat ini menjadi OFF. Oleh karena itu, untuk memastikan IC dalam kondisi ON, Kaki 4 biasanya diberikan sinyal “High”.
  • Kaki 5 (CONT) : Terminal Control Voltage (Pengatur Tegangan), memberikan akses terhadap pembagi tegangan internal. Secara default, tegangan yang ditentukan adalah 2/3 Vcc.
  • Kaki 6 (THRES) : Terminal Threshold, digunakan untuk membuat Output menjadi “Low”. Kondisi “Low” pada Output ini akan terjadi apabila Kaki 6 atau Kaki Threshold ini berubah dari Low menuju > 1/3Vcc (lebih besar dari 1/3Vcc).
  • Kaki 7 (DISCH) : Terminal Discharge. Pada saat Output “Low”, Impedansi kaki 7 adalah “Low”. Sedangkan pada saat Output “High”, Impedansi kaki 7 adalah “High”.
    Kaki Discharge ini biasanya dihubungkan dengan Kapasitor yang berfungsi sebagai penentu interval pewaktuan. Kapasitor akan mengisi dan membuang muatan seiring dengan impedansi pada kaki 7. Waktu pembuangan muatan inilah yang menentukan Interval Pewaktuan dari IC555.
  • Kaki 8 (Vcc) : Terminal Positif sumber tegangan DC (sekitar 4,5V atau 16V).

IC pewaktu 555 adalah sebuah sirkuit terpadu yang digunakan untuk berbagai pewaktu dan multivibrator. IC ini didesain dan diciptakan oleh Hans R. Camenzind pada tahun 1970 dan diperkenalkan pada tahun 1971 oleh Signetics.




D. VR

E. DOUBLE SEVEN SEGMENT

 JELASKAN TENTANG DOUBLE SEVEN SEGMENT

Pengertian Seven Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).






Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen      dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.  Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).






Pengertian Seven Segment Display – Seven Segment Display (7 Segment Display) dalam bahasa Indonesia disebut dengan Layar Tujuh Segmen adalah komponen Elektronika yang dapat menampilkan angka desimal melalui kombinasi-kombinasi segmennya. Seven Segment Display pada umumnya dipakai pada Jam Digital, Kalkulator, Penghitung atau Counter Digital, Multimeter Digital dan juga Panel Display Digital seperti pada Microwave Oven ataupun Pengatur Suhu Digital . Seven Segment Display pertama diperkenalkan dan dipatenkan pada tahun 1908 oleh Frank. W. Wood dan mulai dikenal luas pada tahun 1970-an setelah aplikasinya pada LED (Light Emitting Diode).
Seven Segment Display memiliki 7 Segmen dimana setiap segmen dikendalikan secara ON dan OFF untuk menampilkan angka yang diinginkan. Angka-angka dari 0 (nol) sampai 9 (Sembilan) dapat ditampilkan dengan menggunakan beberapa kombinasi Segmen. Selain 0 – 9, Seven Segment Display juga dapat menampilkan Huruf Hexadecimal dari A sampai F. Segmen atau elemen-elemen pada Seven Segment Display diatur menjadi bentuk angka “8” yang agak miring ke kanan dengan tujuan untuk mempermudah pembacaannya. Pada beberapa jenis Seven Segment Display, terdapat juga penambahan “titik” yang menunjukan angka koma decimal.  Terdapat beberapa jenis Seven Segment Display, diantaranya adalah Incandescent bulbs, Fluorescent lamps (FL), Liquid Crystal Display (LCD) dan Light Emitting Diode (LED).

LED 7 Segmen (Seven Segment LED)
Salah satu jenis Seven Segment Display yang sering digunakan oleh para penghobi Elektronika adalah 7 Segmen yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai penerangnya.  LED 7 Segmen ini umumnya memiliki 7 Segmen atau elemen garis dan 1 segmen titik yang menandakan “koma” Desimal. Jadi Jumlah keseluruhan segmen atau elemen LED sebenarnya adalah 8. Cara kerjanya pun boleh dikatakan mudah, ketika segmen atau elemen tertentu diberikan arus listrik, maka Display akan menampilkan angka atau digit yang diinginkan sesuai dengan kombinasi yang diberikan.
Terdapat 2 Jenis LED 7 Segmen, diantaranya adalah “LED 7 Segmen common Cathode” dan “LED 7 Segmen common Anode”.

LED 7 Segmen Tipe Common Cathode (Katoda)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Cathode (Katoda), Kaki Katoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan Kaki Anoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED.  Kaki Katoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini merupakan Terminal Negatif (-) atau Ground sedangkan Signal Kendali (Control Signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Anoda Segmen LED.LED Seven Segment Display Tipe Common Katoda

LED 7 Segmen Tipe Common Anode (Anoda)

Pada LED 7 Segmen jenis Common Anode (Anoda), Kaki Anoda pada semua segmen LED adalah terhubung menjadi 1 Pin, sedangkan kaki Katoda akan menjadi Input untuk masing-masing Segmen LED. Kaki Anoda yang terhubung menjadi 1 Pin ini akan diberikan Tegangan Positif (+) dan Signal Kendali (control signal) akan diberikan kepada masing-masing Kaki Katoda Segmen LED.LED Seven Segment Display Tipe Common Anoda
Prinsip Kerja Dasar Driver System pada LED 7 Segmen
Berikut ini adalah Blok Diagram Dasar untuk mengendalikan LED 7 Segmen :Blok Diagram Seven Segment Display
Blok Dekoder pada diagram diatas mengubah sinyal Input yang diberikan menjadi 8 jalur yaitu “a” sampai “g” dan poin decimal (koma) untuk meng-ON-kan segmen sehingga menghasilkan angka atau digit yang diinginkan. Contohnya, jika output dekoder adalah a, b, dan c, maka Segmen LED akan menyala menjadi angka “7”.  Jika Sinyal Input adalah berbentuk Analog, maka diperlukan ADC (Analog to Digital Converter) untuk mengubah sinyal analog menjadi Digital sebelum masuk ke Input Dekoder. Jika Sinyal Input sudah merupakan Sinyal Digital, maka Dekoder akan menanganinya sendiri tanpa harus menggunakan ADC.
Fungsi daripada Blok Driver adalah untuk memberikan arus listrik yang cukup kepada Segmen/Elemen LED untuk menyala. Pada Tipe Dekoder tertentu, Dekoder sendiri dapat mengeluarkan Tegangan dan Arus listrik yang cukup untuk menyalakan Segmen LED maka Blok Driver ini tidak diperlukan. Pada umumnya Driver untuk menyalakan 7 Segmen ini adalah terdiri dari 8 Transistor Switch pada masing-masing elemen LED.
4.LANGKAH PERCOBAAN 


A. MEMBUAT RANGKAIAN SEPERTI PADA PERCOBAAN 14A.





B. MEMBUAT RANGKAIAN SEPERTI PADA PERCOBAAN 14B.







C. MEMBUAT TABEL JIKA VR DI PUTAR.








5. ANALISA 


ANALISA JIKA SWITCH DIUBAH ON-OFF APA YANG TERJADI DENGAN SEVEN SEGMEN.
         
Dari analisa data diatas dapat di lihat IC 74LS192 dapat dijadikan sebagai rangkaian Penghitung Maju/Mundur, dan dapat dibuktikan pada raglkaian diatas rangkaian tersebut dapat menghitung Mundur (menghitung dari angka terbesar ke angka terkecil) dari 0 s.d 9, dengan menggunakan pulsa astable, dengan cara menekan saklar tekan CLOCK (terhubung pada kaki IC 555 sebagai Astabil Multivibrator ataupun Rangkaian pembangkit pulsa) dan hitungan dapat dikembalikan ke angka terbesar dengan cara menekan saklar (terhubung pada kaki Clock maupun Down).
ANALISA DARI TABEL KONVERSI BCD KE SEVEN SEGMEN JIKA VR DIPUTAR 0%, 10%,20%,  30%,  40%,50%,  60%,70%,80%,90%,100%.


6. KESIMPULAN 


         Dari data di atas saat suatu Rangkaian Counter DOWN BCD diberi tegangan sebesar 9 Volt, yang di hubungkan dengan VR sebesar 1%-100%,yang dihubunghakan juga dengan IC 555 (sebagai Astabil Multivibrator), IC 74LS192, dan, IC 74LS47 dapat di ambil kesimpulan data sebagai berikut : Suatu Rangkaian Counter Down BCD dapat berjalan jika saklar di nyalakan (ON) Dan akan berhenti saat di tekan tombol (OFF), dari data pengamatan juga dapat di lihat bahwa kecepatan bergantinya suatu Rangkaian Counter Down BCD tergantung pada Kapasitas VR yang di berikan semakin kecil kapasitas VR maka semakin cepat bergantinya nyala lampu pada Rangkaian Counter Down BCD, begitupun sebaliknya semakin besar kapasitas VR yang diberikan dari rangkaian Counter Down BCD semakin lambat pula bergantinya nyala lampu pada Seven Segment, dan bergantinya lampu pada Rangkaian Counter Down BCD trersebut juga tak lepas dari peran IC 555 pada rangkaian tersebut yang berperan sebagai Astabil Multivibrator yang mengendalikan jalannya lampu pada Seven Segmen tersebut.